Sosiologi dalam
perkembangannya melahirkan berbagai teori sosiologi dan berbagai cabang
sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang struktur
sosial dan proses-proses sosial termasuk didalamnya perubahan sosial.
Menurut prof. Drs. Bintarto, desa merupakan perwujudan atau kesatuan
geografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu
daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah
lain. Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau
seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan
tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim,
tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat
penyesuaian penduduk desa terjhadap lingkungan alam bergantung faktor
ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan.
Ciri-ciri masyarakat desa antara lain sebagai berikut :
1. System kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar kekelurgaan (paguyuban).
2. Mansyarakat bersifat homogeny seperti dalam hal mata pencahariaan, agama dan adat istiadat.
3. Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bla dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya.
4. Mata pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
5. Faktor geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat.
6. Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan dan segala dinamikanya yang antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi..
Unsur unsur Desa
Daerah, tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas
yang merupakan lingkungan geografis
Penduduk, jumlah penduduk, pertambahan penduduk,
pertambahan penduduk, persebaran penduduk
dan mata pencaharian penduduk
Tata Kehidupan, pola tata pergaulan dan ikatan ikatan pergaulan
warga desa termasuk seluk beluk kehidupan
masyarakat desa
Ciri ciri kehidupan masyarakat Desa sebagi berikut :
- Masyarakatnya erat sekali hubungannya dengan alam
- Penduduk di desa merupakan unit sosial dan unit kerja
- Masyarakat desa mewujudkan paguyuban/gemainschaf
Fungsi Desa
- Dalam hubungan dengan kota desa merupakan Heterland atau daerah dukung
- Desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja
- Merupakan desa agraris, desa industry
- Menurut Sutopo Yuwono salah satu peran pokok desa terletak di bidang ekonomi
- Daerah pedesaan merupakan produksi pangan dan produksi eksport
- Potensi Fisik, tanah, air, Iklim, manusia, Hutan
- Potensi non fisik, gotong royong, kekeluargaan, lembaga sosial,
atau antara desa dengan desa dan lokasi desa terhadap daerah disekitarnya yang lebih maju.
Tipe-tipe desa
- Pra desa, Desa Swadaya (desa tradisional),
- Desa Swakarya (desa transisi),
- Desa Swasembada (desa maju)
Obyek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk di pedesaan yang terus-menerus atau sementara tinggal di sana, sedangkan obyek sosiologi pertanian adalah keseluruhan penduduk yang bertani tanpa memperhatikan jenis tempat tinggalnya dimiliki.
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status (Susanto, 1993). Definisi yang lebih spesifik mengenai stratifikasi sosial antara lain dikemukakan oleh Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas tinggi dan kelas rendah. Sedangkan dasar dan inti lapisan masyarakat itu adalah tidak adanya keseimbangan atau ketidaksamaan dalam pembagian hak, kewajiban, tanggung jawab, nilai-nilai sosial, dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.
Stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status (Susanto, 1993). Definisi yang lebih spesifik mengenai stratifikasi sosial antara lain dikemukakan oleh Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas tinggi dan kelas rendah. Sedangkan dasar dan inti lapisan masyarakat itu adalah tidak adanya keseimbangan atau ketidaksamaan dalam pembagian hak, kewajiban, tanggung jawab, nilai-nilai sosial, dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.
Teori Pembentukan Pelapisan Sosial
Diferensiasi dan ketidaksamaan sosial mempunyai potensi untuk menimbulkan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Diferensiasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan pada ciri-ciri tertentu. Berbeda dengan ketidaksamaan sosial yang lebih menekankan pada kemampuan untuk mengakses sumberdaya, diferensiasi lebih menekankan pada kedudukan dan peranan.
Diferensiasi dan ketidaksamaan sosial mempunyai potensi untuk menimbulkan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Diferensiasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan pada ciri-ciri tertentu. Berbeda dengan ketidaksamaan sosial yang lebih menekankan pada kemampuan untuk mengakses sumberdaya, diferensiasi lebih menekankan pada kedudukan dan peranan.
Menurut Bierstedt (1970) pembagian kerja adalah fungsi dari ukuran masyarakat
a) Merupakan syarat perlu terbentuknya kelas.
b) Menghasilkan ragam posisi dan peranan yang membawa pada ketidaksamaan sosial yang berakhir pada stratifikasi sosial.
2) Konflik Sosial
Konflik sosial di sini dianggap sebagai suatu usaha oleh pelaku-pelaku untuk memperebutkan sesuatu yang dianggap langka dan berharga dalam masyarakat. Pemenangnya adalah yang mendapatkan kekuasaan yang lebih dibanding yang lain. Dari sinilah stratifikasi sosial lahir. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan dalam pengaksesan suatu kekuasaan.
a) Merupakan syarat perlu terbentuknya kelas.
b) Menghasilkan ragam posisi dan peranan yang membawa pada ketidaksamaan sosial yang berakhir pada stratifikasi sosial.
2) Konflik Sosial
Konflik sosial di sini dianggap sebagai suatu usaha oleh pelaku-pelaku untuk memperebutkan sesuatu yang dianggap langka dan berharga dalam masyarakat. Pemenangnya adalah yang mendapatkan kekuasaan yang lebih dibanding yang lain. Dari sinilah stratifikasi sosial lahir. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan dalam pengaksesan suatu kekuasaan.
Hak Kepemilikan
Hak kepemilikan adalah lanjutan dari konflik sosial yang terjadi karena kelangkaan pada sumber daya. Maka yang memenangkan konflik sosial akan mendapat akses dan kontrol lebih lebih dan terjadi kelangkaan pada hak kepemilikan terhadap sumber daya tersebut.
Hak kepemilikan adalah lanjutan dari konflik sosial yang terjadi karena kelangkaan pada sumber daya. Maka yang memenangkan konflik sosial akan mendapat akses dan kontrol lebih lebih dan terjadi kelangkaan pada hak kepemilikan terhadap sumber daya tersebut.
Sifat Sistem Pelapisan Masyarakat
Sifat sistem pelapisan di dalam suatu masyarakat menurut Soekanto (1990) dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification). Sistem tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dalam suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke atas maupun ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran (mobilitas yang demikian sangat terbatas atau bahkan mungkin tidak ada). Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup adalah masyarakat berkasta, sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya tergantung pada perbedaan rasial.
Sifat sistem pelapisan di dalam suatu masyarakat menurut Soekanto (1990) dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification). Sistem tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dalam suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke atas maupun ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran (mobilitas yang demikian sangat terbatas atau bahkan mungkin tidak ada). Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup adalah masyarakat berkasta, sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya tergantung pada perbedaan rasial.
Mobilitas Sosial
Soekanto (1990) mendefinisikan gerak sosial sebagai suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) menyebutkan ada dua gerak sosial yang mendasar yaitu; pertama, gerak sosial horisontal yaitu peralihan status individu atau kelompok dari suatu kelompok sosial lainnya yang sederajat. Misalnya seorang petani kecil beralih menjadi pedagang kecil. Status sosial tetap sama dan relatif bersifat stabil. Kedua, gerak sosial vertikal yaitu peralihan individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Soekanto (1990) mendefinisikan gerak sosial sebagai suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) menyebutkan ada dua gerak sosial yang mendasar yaitu; pertama, gerak sosial horisontal yaitu peralihan status individu atau kelompok dari suatu kelompok sosial lainnya yang sederajat. Misalnya seorang petani kecil beralih menjadi pedagang kecil. Status sosial tetap sama dan relatif bersifat stabil. Kedua, gerak sosial vertikal yaitu peralihan individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Sosial vertikal secara khusus dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
- Gerak sosial vertikal naik (sosial climbing), berupa: masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi yang telah ada sebelumnya atau pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok itu.
- Gerak sosial vertikal turun (sosial sinking), berupa: turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya atau turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa suatu disintegrasi dalam kelompok sebagai kesatuan.
Masyarakat Desa dan Perkotaan
Melihat dari berbagai aspek yang ada.
kita dapat melihat langsung dari berbagai macam informasi, baik cetak
maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena hidup yang ada dipedesaan
mulai mengalami pergeseran nilai, norma serta adat istiadat yang tidak
lagi dihiraukan oleh banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya
berubah, baik ekonomi maupun status sosialnya.
Masyarakat adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup, dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen. istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur
Masyarakat bisa disebut juga sebagai
suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Dalam masyarakat
berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan dan antar
aksi. Di dalam masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan manusia
berlangsung pula keseluruhan proses perkembangan kehidupan. Dengan
demikian masyarakat dapat diartikan sebagai wadah atau medan
tempat berlangsungnya antar aksi warga masyarakat itu. Tetapi
masyarakat dapat pula diartikan sebagai subyek, yakni sebagai
perwujudan warga masyarakat dengan semua
sifat (watak) dalam suatu gejala dan manifestasi tertentu atau
keseluruhan, sosio dan psikologisnya. Untuk mengerti bentuk dan sifat
masyarakat dalam mekanismenya ada ilmu masyarakat (sosiologi).
Pengertian secara sosiologis atau ilmiah ini sesungguhnya sudah memadai
bagi seseorang profesional supaya ia lebih efektif menjalankan
fungsinya di dalam masyarakat, khususnya bagi pendidik. Bahkan
bagi setiap warga masyarakat adalah lebih baik apabila ia mengenal
“masyarakat” dimana ia menjadi bagian daripadanya. Lebih dari pada itu,
bukanlah seseorang itu adalah warga masyarakat yang sadar atau
tidak, selalu terlibat dengan proses dan mekanisme masyarakat
itu.
Tiap-tiap pribadi tidak saja menjadi
warga masyarakat secara pasif, melainkan dalam kondisi-kondisi
tertentu ia menjadi warga masyarakat yang aktif. Kedudukan pribadi
yang demikian di dalam masyarakat, berlaku dalam arti, baik
masyarakat luas maupun masyarakat terbatas, dalam lingkungan
tertentu adalah suatu kenyataan bahwa kita hidup, bergaul, bekerja,
sampai meninggal dunia, di dalam masyarakat. Masyarakat
sebagai lembaga hidup bersama sebagai suatu gemeinschafts, bahkan
tidak dapat dipisahkan.
MASYARAKAT PEDESAAN
Yang dimaksud dengan desa menurut
Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri. Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan
goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu
(suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik
dengan daerah lain.
Ciri ciri Masyarakat Desa:
- pada umumnya kehidupannya tergantung pada alam, anggotanya saling mengenal, sifat gotong royong erat penduduknya sedikit perbedaan penghayatan dalam kehidupan religi lebih kuat.
Lingkungan dan Orientasi Terhadap Alam
Desa berhubungan erat dengan alam, ini
disebabkan oleh lokasi geografis di daerah desa petani,
realitas alam ini sangat vital menunjang kehidupannya.
Kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam seperti dalam pola berfikir
dan falsafah hidupnya menentukan.
Adat istiadat dan kepercayaan yang turun
menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari
berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas
yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang
sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem
kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong,
keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian,
adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang
mempunyai ciri yang jelas.
Dalam Segi Pekerjaan dan Mata Pencaharian
Umumnya mata pencaharian daerah
pedesaan adalah bertani, sedangkan mata pencaharian berdagang
merupakan pekerjaan sekunder sebagian besar penduduknya bertani.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi
keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil
dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini
terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak
dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak
bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara
menyeluruh.
MASYARAKAT KOTA
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup
besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen
kedudukan sosialnya. Kota bisa dibilang sebagai tempat yang berpenduduk
sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat secara umum dapat
dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat
dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan
tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Ciri ciri Masyarakat kota:- Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi
- Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
- Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
- Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata
- Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks.
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar